Minggu, 06 Desember 2015

menghitung daun kering


daun-dauh kering itu jatuh
di altar istanah mu
ingin ku memungutnya untuk mu
tapi pagar itu membatasi jarak

daun -daun keemasan itu jatuh
menerbangkan sejuta angan sang pemilik istanah
terhempas oleh angin waktu
hingga paruh baya tak kembali menyatu

daun - daun itu kembali jatuh
satu dua dan tiga
masih bisa ku hitung
hingga penghuni istanah kembali dalam perantauan

satu dua dan tiga
daun itu semakin tak bisa ku hitung lagi
kapan?
kita bisa memungutnya kembali
memilih sejuta harapan
memungut sejuta rindu
dan ketika berpeluh
kita kan duduk dalam penghabisan masa senja di sore hari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar